]BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Saat ini tanaman kedelai
merupakan salah satu bahan pangan yang penting setelah beras disamping sebagai
bahan pakan dan industri olahan. Karena hampir 90% digunakan sebagai bahan
pangan maka ketersediaan kedelai menjadi faktor yang cukup penting (Anonimous,
2004c). Selain itu, kedelai juga merupakan tanaman palawija yang kaya akan
protein yang memiliki arti penting sebagai sumber protein nabati untuk
peningkatan gizi dan mengatasi penyakit kurang gizi seperti busung lapar Perkembangan
manfaat kedelai di samping sebagai sumber protein, makanan berbahan kedelai
dapat dipakai juga sebagai penurun cholesterol darah yang dapat mencegah
penyakit jantung. Selain itu, kedelai dapat berfungsi sebagai antioksidan dan
dapat mencegah penyakit kanker. Oleh karena itu, ke depan proyeksi kebutuhan
kedelai akan meningkat seiring
dengan kesadaran masyarakat tentang makanan sehat. Produk kedelai sebagai bahan olahan pangan berpotensi dan berperan
dalam menumbuhkembangkan industri kecil menengah bahkan sebagai komoditas
ekspor. Kebutuhan kedelai pada tahun 2004
sebesar 2,02 juta ton, sedangkan produksi dalam negeri baru mencapai 0,71 juta
ton dan kekurangannya diimpor sebesar 1,31 juta ton (Anonimous 2005c) Hanya
sekitar 35% dari total kebutuhan dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri
sendiri. Upaya untuk menekan laju impor tersebut dapat ditempuh melalui
strategi peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam, peningkatan
efisiensi produksi, penguatan kelembagaan petani, peningkatan kualitas produk,
peningkatan nilai tambah, perbaikan akses pasar, perbaikan sistem permodalan,
pengembangan infra struktur, serta pengaturan tataniaga dan insentif usaha
(Anonimous, 2004c; 2005c). Mengingat Indonesia dengan jumlah penduduk yang
cukup besar, dan industri pangan berbahan baku kedelai berkembang pesat maka
komoditas kedelai perlu mendapat prioritas untuk dikembangkan di dalam negeri
untuk menekan laju impor (Anoniomus, 2005b).
1.2 Tujuan
·
Agar mahasiswa mengetahui teknik budidaya
kedelai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kedelai
merupakan salah satu tanaman C3 yang berarti tidak banyak membutuhkan sinar matahari yang cukup dalam setiap
pertumbuhan tanaman tersebut dan peka terhadap pencahayaan. Tanaman C3 merupakan tanaman yang memerlukan
intensitas cahaya matahari yang lebih rendah sehingga tanaman ini dapat membentuk rantai carbon sebanyak
3 buah dalam menambat carbon dioksida
(CO2) dalam melangsungkan fotosintesis (Salisburi dan Ross, 1995).
Untuk tanaman kedelai
tidak perlu diadakan naungan karena
salah satu tanaman C3 sehingga
tanaman kedelai
lebih efektif pada suhu antara 23-270 C dan ketinggian antara 0,5-500 m dari permukaan laut. Tanaman kedelai termasuk tanaman dikotil yang berarti memiliki kayu pada
bagian batangnya dan termasuk dalam famili
polog-polongan.
Dalam ilmu
tumbuhan, tanaman kedelai diklasifikasikan sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Family : Leguminoseae
Genus : Glycine
Spessies : Glycine
max. L
Kedelai yang
tergolong genus Glycine mempunyai
banyak spesies yang merupakan susunan genom diploid (2n) dengan 20 pasang
kromosom antara lain spesies Glycine
clandestina, Glycine falcata, Glycine tabacina (Suhaeni. 2008).
Morfologi
Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. )
Akar
Salah satu kekhasan dari sistem
perakaran tanaman kedelai adalah adanya interaksi simbiosis antara bakteri
nodul akar (Rhizobium japanicum) dengan
akar tanaman kedelai yang menyebabkan terbentuknya bintil akar. Bintil akar
sangat berperan dalam proses fiksasi Nitrogen yang sangat dibutuhkan tanaman
kedelai untuk kelanjutan pertumbuhannya (Sarwanto. 2008).
Batang
Batang tanaman kedelai tidak berkayu,
berbatang jenis perdu (semak), berambut atau berbulu dengan struktur bulu yang
beragam, berbentuk bulat, bewarna hijau, dan panjangnya bervariasi antara
30-100 cm. Batang tanaman kedelai dapat membentuk cabang 3-6 cabang.
Percabangan mulai terbentuk atau tumbuh ketika tinggi tanaman sudah mencapai 20
cm. Banyaknya jumlah cabang setiap tanaman bergantung pada varietas dan
kepadatan populasi tanaman. Jika kepadatan tanaman rapat, maka cabang yang
tumbuh berkurang atau bahkan tidak tumbuh cabang sama sekali (Cahyono. 2007).
Daun
Jarak daun kedelai selang-seling,
memiliki 3 buah daun (triofoliate), jarang memiliki 5 lembar daun, petiola
berbentuk panjang menyempit dan slinder stipulanya terbentuk panjang menyempit
dan slinder, stipulanya terbentuk lanseotlat kecil, dan stipel kecil lembaran
daun berbentuk oval menyirip, biasanya palea bewarna hijau dan pangkal
berbentuk bulat. Ujung daun biasanya tajam atau tumpul, lembaran daun samping
sering agak miring, dan sebagian besar kultivar menjatuhkan daunnya ketika buah
polong mulai matang (Septiatin. 2008).
Bunga
Bunga kedelai disebut bunga kupu-kupu dan
merupakan bunga sempurna. Bunga kedelai memiliki 5 helai daun mahkota, 1 helai
bendera, 2 helai sayap, dan 2 helai tunas. Benang sarinya ada 10 buah, 9 buah
diantaranya bersatu pada bagian pangkal membentuk seludang yang mengelilingi
putik. Benang sari kesepuluh terpisah pada bagian pangkalnya, seolah-olah
penutup seludang. Bunga tumbuh diketiak daun membentuk rangkaian
bunga terdiri atas 3 sampai 15 buah bunga pada tiap tangkainya (Suhaeni. 2008).
Buah
Buah kedelai disebut buah polong
seperti buah kacang-kacangan lainnya. Setelah tua, warna polong ada yang
cokelat, cokelat tua, cokelat muda, kuning jerami, cokelat kekuning-kuningan,
cokelat keputihan-putihan, dan putih kehitam-hitaman. Jumlah biji setiap polong
antara 1 sampai 5 buah. Permukaan ada yang berbulu rapat, ada yang berbulu agak
jarang. Setelah polong masak, sifatnya ada yang mudah pecah, ada yang tidak
mudah pecah,tergantung varietasnya (Darman. 2008).
Biji
Biji kedelai memiliki bentuk, ukuran,
dan warna yang beragam, bergantung
pada varietasnya. Bentuknya ada yang bulat lonjong, bulat, dan bulat
agak pipih. Warnanya ada yang putih, krem, kuning, hijau, cokelat, hitam, dan
sebagainya. Warna-warna tersebut adalah warna dari kulit bijinya. Ukuran biji
ada yang berukuran kecil, sedang, dan besar. Namun, di luar negeri, misalnya di
Amerika dan Jepang biji yang memiliki bobot 25 g/100 biji dikategorikan
berukuran besar (Prabowo. 2013).
Kacang kedelai kaya akan mineral
seperti kalsium, magnesium, zat besi, kalium, fosfor, selenium dan seng. Kalsium
adalah mineral yang sangat penting karena dapat membantu meningkatkan kepadatan
tulang, kekuatan tulang dan juga dapat mencegah osteoporosis. Ada berbagai
macam makanan yang mengandung kalsium, tetapi kacang kedelai mengandung lebih
sedikit methione dibanding dengan
makanan lain. Methione adalah sejenis
asam amino yang dapat memperbaiki jaringan (Budi. 2011).
Syarat Tumbuh
Tanaman Kacang Kedelai
Iklim
Kedelai
sebagian besar tumbuh didaerah yang beriklim tropis dan subtropis. Kedelai
dapat tumbuh baik ditempat yang berhawa panas, ditempat– tempat yang terbuka
dan bercurah hujan 100 – 400 mm per bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil
yang optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200 mm/bulan
(Septiatin. 2008).
Ketinggian Tempat
Kedelai cocok
ditanam didaerah dengan ketinggian 100 – 500 meter di atas permukaan laut.
Lazimnya, kedelai ditanam pada musim kemarau, yakni setelah panen padi pada
musim hujan. Pada saat itu, kelembapan
tanah masih bisa dipertahankan. Kedelai memerlukan pengairan yang cukup, tetapi
volume air yang terlalu banyak tidak
menguntungkan bagi kedelai, karena akarnya bisa membusuk. Tanaman
kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian 0,5-300 m dpl. Sedangkan
varietas kedelai berbiji besar cocok ditanam dilahan dengan ketinggian 300-500
m dpl (Suhaeni. 2007).
Kacang kedelai
dengan ukuran kecil sangat baik ditanam dilahan pada ketinggian 0,5 sampai 300
meter diatas permukaan laut. Sementara itu, kacang kedelai dengan ukuran biji
lebih besar jauh lebih baik ditanam diketinggian mulai dari 300 sampai 500
meter diatas permukaan laut (Prabowo. 2011).
Curah Hujan
Selama
pertumbuhan tanaman, kebutuhan air untuk tanaman kedelai sekitar 350 – 550 mm.
Kekurangan atau kelebihan air akan berpengaruh terhadap produksi kedelai. Untuk
mengurangi pengaruh terhadap produksi kedelai. Oleh karena itu, untuk
mengurangi pengaruh negatif dari kelebihan air, dianjurkan untuk membuat
saluran drainase sehingga jumlah air lebih dapat diatur dan dapat terbagi
secara merata. Ketersediaan air tersebut bisa berasal dari saluran irigasi atau
dari curah hujan yang turun. Tumbuhan kedelai yang memerlukan curahan air yang
banyak atau kelembapan tanah yang cukup tinggi (Sarwanto, A. 2008).
Temperatur
Temperatur yang
dibutuhkan tanaman kedelai sangat sesuai untuk pertumbuhan tanaman kedelai
berkisar antara 25°C - 28°C. Akan tetapi, tanaman kedelai masih bisa tumbuh
baik dan produksinya masih tinggi pada suhu udara diatas, dan tanaman masih toleran pada suhu
35°C hingga 38°C (Cahyono, B. 2007).
Intensitas Matahari
Meskipun
kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya
saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang
kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis
dan berwarna pucat ( tidak hijau ). Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh
kurangnya cahaya atau tanaman berada di tempat yang gelap.
Cahaya matahari
merupakan sumber energi yang diperlukan tanaman untuk proses fotosintesis.
Fotosintesis tanaman dapat berjalan dengan baik apa bila tanaman mendapat kan
penyinaran cahaya matahari yang cukup. Bibit kedelai dapat tumbuh dengan baik,
cepat dan sehat, pada cuaca yang hangat dimana cahaya matahari terang dan penuh
Tanah
untuk mencapai
tingkat pertumbuhan dan produktivitas yang optimal kedelai harus di tanam pada
jenis tanah yang bersetruktur lempung berpasir atau liat berpasir Hal ini tidak
hanya terkait dengan ketersediaan air untuk mendukung pertumbuhan, tetapi juga
terkait dengan faktor lingkungan tumbuh yang lain (Septiatin, A. 2008).
BAB II
METOGOLOGI
2.1 waktu dan tempat
Pada
praktikum penaman budidaya kacang kedelai yang dilaksanakan pada tanggal 20
–September samapai Desember 2014 pukul 09 - 11.00 dilahan praktikum politeknik
negeri jember.
2.2 alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum
budidaya kacang kedelai ialahh cangkul, koret, gembor, sprayer, benih kacang
kedelai, insektisida, pupuk NPK PHOSNKA
2.3 Prosedur pelaksanaan
praktikum
- Penyiapan benih
- Pengolahan media tanam
- Pemeliharaan tanam
- Pengendalian hama dan penyakit
- Penen
- Dan pasca panen
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penyiapan benih
Pada tanah yang belum pernah
ditanami kedelai, sebelum benih ditanam harus dicampur dengan legin, (suatu
inokulum buatan dari bakteri atau kapang yang ditempatkan di media biakan,
tanah, kompos untuk memulai aktifitas biologinya (Rhizobium japonicum). Pada
tanah yang sudah sering ditanam dengan kedelai atau kacang-kacangan lain,
berarti sudah mengandung bakteri tersebut. Bakteri ini akan hidup di dalam
bintil akar dan bermanfaat sebagai pengikat unsur N dari udara. Cara pemberian legin:
a. sebanyak 5-10 gram legin dibasahi dengan air
sekitar 10 cc;
b. legin dicampur dengan 1 kg benih dan kocok
hingga merata (agar seluruh kulit biji terbungkus dengan inokulum;
c. setelah diinokulasi, benih dibiarkan sekitar
15 menit baru dapat ditanam. Dapat juga benih diangin-anginkan terlebih dahulu
sebelum ditanam, tetapi tidak lebih dari 6 jam.
Selain itu, yang perlu diperhatikan dalam hal memilih benih yang baik adalah:
kondisi dan lama penyimpanan benih tersebut. Biji kedelai mudah menurun daya kecambah/daya tumbuhnya (terutama bila kadar air dalam biji ≥ 13% dan disimpan di ruangan bersuhu ≥ 25 derajat C, dengan kelembaban nisbi ruang ≥ 80%.
Selain itu, yang perlu diperhatikan dalam hal memilih benih yang baik adalah:
kondisi dan lama penyimpanan benih tersebut. Biji kedelai mudah menurun daya kecambah/daya tumbuhnya (terutama bila kadar air dalam biji ≥ 13% dan disimpan di ruangan bersuhu ≥ 25 derajat C, dengan kelembaban nisbi ruang ≥ 80%.
2.2 Pengolahn media tanam
2.2.1
Persiapaan
Terdapat 2 cara mempersiapkan
penanaman kedelai, yakni: persiapan tanpa pengolahan tanah (ekstensif) di sawah
bekas ditanami padi dan
persiapan dengan pengolahan tanah (intensif). Persiapan tanam pada tanah
tegalan atau sawah tadah hujan sebaiknya dilakukan 2 kali pencangkulan.
Pertama dibiarkan bongkahan terangin-angin 5-7 hari, pencangkulan ke 2
sekaligus meratakan, memupuk, menggemburkan dan membersihkan tanah dari
sisa-sia akar. Jarak antara waktu pengolahan tanah dengan waktu penanaman
sekitar 3 minggu.
persiapan dengan pengolahan tanah (intensif). Persiapan tanam pada tanah
tegalan atau sawah tadah hujan sebaiknya dilakukan 2 kali pencangkulan.
Pertama dibiarkan bongkahan terangin-angin 5-7 hari, pencangkulan ke 2
sekaligus meratakan, memupuk, menggemburkan dan membersihkan tanah dari
sisa-sia akar. Jarak antara waktu pengolahan tanah dengan waktu penanaman
sekitar 3 minggu.
2.2.2 Pembentukan bedengan
Pembuatan bedengan dapat
dilakukan dengan pencangkulan ataupun denga bajak lebar 50-60 cm, tinggi 20 cm.
Apabila akan dibuat drainase, maka jarak antara drainase yang satu dengan
lainnya sekitar 3-4 m. namun pada praktikum kali ini mahsiswa tidak
dibebabankan dalam pembuatan bedengan, bedengan sudah langsung jadi dan hanya
langsung melakukan penanaman.
2.2.3
Waktu tanam
Pemilihan waktu tanam kedelai
ini harus tepat, agar tanaman yang masih muda tidak terkena banjir atau
kekeringan. Karena umur kedelai menurut varietas yang dianjurkan berkisar
antara 75-120 hari, maka sebaiknya kedelai ditanam menjelang akhir musim
penghujan, yakni saat tanah agak kering tetapi masih mengandung cukup air.
Waktu tanam yang tepat pada masing-masing daerah sangat berbeda. Sebagai pedoman: bila ditanam di tanah tegalan, waktu tanam terbaik adalah permulaan musim penghujan. Bila ditanam di tanah sawah, waktu tanam paling tepat adalah menjelang akhir musim penghujan. Di lahan sawah dengan irigasi, kedelai dapat ditanam pada awal sampai pertengahan musim kemarau.
Waktu tanam yang tepat pada masing-masing daerah sangat berbeda. Sebagai pedoman: bila ditanam di tanah tegalan, waktu tanam terbaik adalah permulaan musim penghujan. Bila ditanam di tanah sawah, waktu tanam paling tepat adalah menjelang akhir musim penghujan. Di lahan sawah dengan irigasi, kedelai dapat ditanam pada awal sampai pertengahan musim kemarau.
2.3 Pemeliharaan tanam
2.3.1
Penjarangan dan penyulaman
Kedelai mulai tumbuh kira-kira
umur 5-6 hari. Dalam kenyataannya tidak semua biji yang ditanam dapat tumbuh
dengan baik, sehingga akan terlihat tidak
seragam. Untuk menjaga agar produksi tetap baik, benih kedelai yang tidak tumbuh sebaiknya segera diganti dengan biji-biji yang baru yang telah dicampur
Legin atau Nitrogen. Hal ini perlu dilakukan apabila jumlah benih yang tidak
tumbuh mencapai lebih dari 10 %. Waktu penyulaman yang terbaik adalah sore
hari.
seragam. Untuk menjaga agar produksi tetap baik, benih kedelai yang tidak tumbuh sebaiknya segera diganti dengan biji-biji yang baru yang telah dicampur
Legin atau Nitrogen. Hal ini perlu dilakukan apabila jumlah benih yang tidak
tumbuh mencapai lebih dari 10 %. Waktu penyulaman yang terbaik adalah sore
hari.
2.3.2 Penyiangan
Penyiangan ke-1 pada tanaman
kedelai dilakukan pada umur 2-3 minggu.
Penyiangan ke-2 dilakukan pada saat tanaman selesai berbunga, sekitar 6 minggu setelah tanam. Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2 (pemupukan lanjutan). Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mengikis gulma yang tumbuh dengan tangan atau kuret. Apabila lahannya luas, dapat juga dengan menggunakan herbisida. Sebaiknya digunakan herbisida seperti Lasso untuk gulma berdaun sempit dengan dosis 4 liter/ha
Penyiangan ke-2 dilakukan pada saat tanaman selesai berbunga, sekitar 6 minggu setelah tanam. Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2 (pemupukan lanjutan). Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mengikis gulma yang tumbuh dengan tangan atau kuret. Apabila lahannya luas, dapat juga dengan menggunakan herbisida. Sebaiknya digunakan herbisida seperti Lasso untuk gulma berdaun sempit dengan dosis 4 liter/ha
2.3.3 Pembumbunan
Pembubunan dilakukan dengan
hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka
pada akar akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya.
2.3.4 Pemupukan
Dosis pupuk yang digunakan
sangat tergantung pada jenis lahan dan kondis tanah. Pada tanah subur atau
tanah bekas ditanami padi dengan dosis pupuk tinggi, pemupukan tidak
diperlukan. Pada tanah yang kurang subur, pemupukan dapat menaikkan hasil.
Dosis pupuk yang di anjurkan secara tepat adalah sebagai berikut:
a. Sawah kondisi tanah subur: pupuk Urea=50
kg/ha.
b. Sawah kondisi tanah subur sedang: pupuk
Urea=50 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
c. Sawah kondisi tanah subur rendah: pupuk
Urea=100 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
d. Lahan kering kondisi tanah kurang subur: pupuk
kandang=2000-5000 kg/ha;
e.
Urea=50-100
kg/ha, TSP=50-75 kg/ha dan KCl=50-75 kg/ha.
Namun pada praktikumkali ini
hanya menggunakan pupuk NPK Phosnka.
2.3.5
Pengairan
dan penyiraman
Kedelai menghendaki kondisi
tanah yang lembab tetapi tidak becek. Kondisi seperti ini dibutuhkan sejak
benih ditanam hingga pengisian polong. Saat menjelang panen, tanah sebaiknya
dalam keadaan kering. Kekurangan air pada masa pertumbuhan akan menyebabkan
tanaman kerdil, bahkan dapat menyebabkan
kematian apabila kekeringan telah melalui batas toleransinya. kekeringan pada masa pembungaan dan pengisian polong
dapat menyebabkan kegagalan panen.
Di lahan sawah irigasi,
pemberian air di sawah bisa diatur. Namun bila tidak ada irigasi, penyediaan
air hanya hanya dapat dilakukan dengan mengatur waktu tanamnya dan pemberian
mulsa. Mulsa berupa jerami atau potongan-potongan tanaman lainnya yang
dihamparkan pada permukaan tanah. Mulsa ini akan mencegah penguapan air secara
berlebihan. Apabila ada
irigasi dan tidak ada hujan selama lebih dari 7 hari, tanah harus diairi.
Caranya tanaman digenangi air selama 30-60 menit.
Pengairan seperti ini diulangi setiap 7-10 hari. Pengairan tidak dilakukan lagi
apabila polong telah terisi penuh. Pada
tanah yang keras (drainase buruk) kelebihan air akan meyebabkan akar membusuk.
Di tanah berdrainase buruk harus dibuat saluran drainase di setiap 3-4 meter
lahan memanjang sejajar dengan barisan tanam. Hal ini terutama dilakukan pada
saat musim hujan.
2.3.6
Waktu penyemprotan pestisida
Penyemprotan pestisida
dilakukan pada waktu yang berbeda-beda tergantung jenis hama dan pola
penyerangannya.
1. Lalat bibit, diberi insektisida Marshal 200
EC, dicampur dengan benih,dilakukan sebelum benih ditanam.
2. Ulat prodenia dilakukan penyemprotan dengan
insektisida Azodrin 15 WSC, Huslation 40 EC, Thiodon 35 EC dan Barudin 60 EC
sebanyak 2 kali seminggu setelah ditemukan telur.
3. Wereng kedelai atau kumbang daun, disemprot
dengan insektisida Surecide 25
EC, Kharpos 50 EC, Hosthathion 40 EC, Azodrin 15 WSC, Sevin 85 SP atau Tamaron
pada tanaman setelah berumur di atas 20 hari.
4. Kepik coklat disemprot dengan Azodrin 15 WSC,
Diazinois 60 EC dan Dusban 20
EC atau Bayrusil setiap 1-2 minggu, setelah tanam 50 hari.
5. Ulat penggerek polong, disemprot dengan
insektisida Agrothion 50 EC, Dursban 20 EC, Azodrin 115 WSC, Thiodan 35 EC pada
waktu pembentukan polong.
2.4
Hama
dan penyakit
2.4.1 Hama
1.
Aphis
SPP (Aphis Glycine)
Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5
mm berwarna hitam, ada yang bersayap dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan
virus SMV (Soyabean Mosaik Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa
pertumbuhan bunga dan polong.
Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian: menanam kedelai pada waktunya, mengolah tanah dengan baik, bersih, memenuhi syarat, tidak ditumbuhi tanaman inang seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacangkacangan; membuang bagian tanaman yang terserang hama dan membakarnya; menggunakan musuh alami (predator maupun parasit);
penyemprotan insektisida dilakukan pada permukaan daun bagian atas dan bawah.
Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian: menanam kedelai pada waktunya, mengolah tanah dengan baik, bersih, memenuhi syarat, tidak ditumbuhi tanaman inang seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacangkacangan; membuang bagian tanaman yang terserang hama dan membakarnya; menggunakan musuh alami (predator maupun parasit);
penyemprotan insektisida dilakukan pada permukaan daun bagian atas dan bawah.
2.
Ulat
polong (Etiela Zinchenella)
Ulat yang berasal dari
kupu-kupu ini bertelur di bawah daun buah, setelah
menetas, ulat masuk ke dalam buah sampai besar, memakan buah muda. Gejala:
pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong bagian luar
berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya.
Pengendalian: kedelai ditanam tepat pada waktunya (setelah panen padi),
sebelum ulat berkembang biak; penyemprotan obat Dursban 20 EC sampai 15 hari sebelum panen.
menetas, ulat masuk ke dalam buah sampai besar, memakan buah muda. Gejala:
pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong bagian luar
berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya.
Pengendalian: kedelai ditanam tepat pada waktunya (setelah panen padi),
sebelum ulat berkembang biak; penyemprotan obat Dursban 20 EC sampai 15 hari sebelum panen.
3.
Kepala
polong (Riptortis Lincearis)
Gejala: polong bercak-bercak
hitam dan menjadi hampa.
Pengendalian: penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC.
Pengendalian: penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC.
4.
Lalat
kacang (Ophiomyia Phaseoli)
Menyerang tanaman muda yang
baru tumbuh. Pengendalian: Saat benihditanam, tanah diberi Furadan
36, kemudian setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan jerami . Satu minggu
setelah benih menjadi kecambah dilakukan penyemprotan
dengan insektisida Azodrin 15 WSC, dengan dosis 2 cc/liter air,
volume larutan 1000 liter/ha. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.
volume larutan 1000 liter/ha. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.
5.
Kepik
hijau (Nezara Viridula)
Panjang 16 mm, telur di bawah
permukaan daun, berkelompok. Setelah 6 hari telur menetas menjadi nimfa (kepik
muda), yang berwarna hitam bintik putih. Pagi hari berada di atas daun, saat
matahari bersinar turun ke polong, memakan polong dan bertelur. Umur kepik dari
telur hingga dewasa antara 1 sampai 6 bulan. Gejala: polong dan biji mengempis serta
kering. Biji bagian dalam atau kulit polong
berbintik coklat. Pengendalian: Azodrin 15 WCS, Dursban 20 EC,
Fomodol 50 EC.
Fomodol 50 EC.
6.
Ulat
grayak (Prodenia Litura)
Seranggan: mendadak dan dalam
jumlah besar, bermula dari kupu-kupu berwarna keabu-abuan, panjang 2 cm dan
sayapnya 3-5 cm, bertelur di permukaan daun. Tiap kelompok telur terdiri dari
350 butir. Gejala: kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol,
memakan daun, dan berpencar mencari rumpun lain.
Pengendalian: (1) dengan cara sanitasi; (2) disemprotkan pada sore/malam hari
(saat ulat menyerang tanaman) beberapa insektisida yang efektif seperti Dursban 20 EC, Azodrin 15 WSC dan Basudin 50 EC.
Pengendalian: (1) dengan cara sanitasi; (2) disemprotkan pada sore/malam hari
(saat ulat menyerang tanaman) beberapa insektisida yang efektif seperti Dursban 20 EC, Azodrin 15 WSC dan Basudin 50 EC.
2.4.2 Penyakit
1) Penyakit layu lakteri (Pseudomonas
solanacearum)
Penyakit ini menyerang pangkal batang. Penyerangan pada saat tanaman berumur 2-3 minggu. Penularan melalui tanah dan irigasi.
Gejala: layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi dan jarak tanam rapat. Pengendalian: (1) biji yang ditanam sebaiknya dari varietas yang tahan layu dan kebersihan sekitar tanaman dijaga, pergiliran tanaman dilakukan dengan tanaman yang bukan merupakan tanaman inang penyakit tersebut. Pemberantasan: belum ada.
Penyakit ini menyerang pangkal batang. Penyerangan pada saat tanaman berumur 2-3 minggu. Penularan melalui tanah dan irigasi.
Gejala: layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi dan jarak tanam rapat. Pengendalian: (1) biji yang ditanam sebaiknya dari varietas yang tahan layu dan kebersihan sekitar tanaman dijaga, pergiliran tanaman dilakukan dengan tanaman yang bukan merupakan tanaman inang penyakit tersebut. Pemberantasan: belum ada.
2)
Penyakit
layu (Jamur tanah : Sclerotium Rolfsii)
Penyakit ini menyerang tanaman
umur 2-3 minggu, saat udara lembab, dan tanaman berjarak tanam pendek. Gejala:
daun sedikit demi sedikit layu,
menguning. Penularan melalui tanah dan irigasi. Pengendalian: varietas yang ditanam sebaiknya yang tahan terhadap penyakit layu; menyemprotkan Dithane M 45, dengan dosis 2 gram/liter air.
menguning. Penularan melalui tanah dan irigasi. Pengendalian: varietas yang ditanam sebaiknya yang tahan terhadap penyakit layu; menyemprotkan Dithane M 45, dengan dosis 2 gram/liter air.
3)
Penyakit lapu (Witches Broom: Virus)
Penyakit ini menyerang polong
menjelang berisi. Penularan melalui singgungan tanam karena jarak tanam terlalu
dekat. Gejala: bunga, buah dan daun mengecil.
Pengendalian: menyemprotkan Tetracycline atau Tokuthion 500 EC.
Pengendalian: menyemprotkan Tetracycline atau Tokuthion 500 EC.
4)
Virus
mosaik (virus)
Penyakit ini menyerang Yang
diserang daun dan tunas. Penularan vektor
penyebar virus ini adalah Aphis Glycine (sejenis kutu daun).
Gejala: perkembangan dan pertumbuhan lambat, tanaman menjadi kerdil. Pengendalian: penanaman varietas yang tahan terhadap virus; menyemprotkan Tokuthion 500 EC.
penyebar virus ini adalah Aphis Glycine (sejenis kutu daun).
Gejala: perkembangan dan pertumbuhan lambat, tanaman menjadi kerdil. Pengendalian: penanaman varietas yang tahan terhadap virus; menyemprotkan Tokuthion 500 EC.
2.5
Panen
2.5.1 Ciri dan Umur Panen
Panen kedelai dilakukan apabila
sebagian besar daun sudah menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau
penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning
kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah kelihatan tua, batang berwarna
kuning agak coklat dan gundul. Panen yang terlambat akan merugikan, karena
banyak buah yang sudah tua dan kering, sehingga kulit polong retak-retak atau
pecah dan biji lepas berhamburan. Disamping itu, buah akan gugur akibat tangkai
buah mengering dan lepas dari cabangnya. Perlu
diperhatikan umur kedelai yang akan dipanen yaitu sekitar 75-110 hari,
tergantung pada varietas dan ketinggian tempat. Perlu diperhatikan, kedelai
yang akan digunakan sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75-100 hari,
sedangkan untuk dijadikan benih dipetik pada umur 100-110 hari, agar kemasakan
biji betulbetul sempurna dan merata.
2.5.2 cara panen
Pemungutan hasil kedelai
dilakukan pada saat tidak hujan, agar hasilnya segera dapat dijemur.
a) Pemungutan dengan cara mencabut
Sebelum tanaman dicabut,
keadaan tanah perlu diperhatikan terlebih dulu. Pada tanah ringan dan berpasir,
proses pencabutan akan lebih mudah. Cara
pencabutan yang benar ialah dengan memegang batang poko, tangan dalam
posisi tepat di bawah ranting dan cabang yang berbuah. Pencabutan harus dilakukan dengan hati-hati sebab kedelai yang sudah tua mudah sekali rontok bila tersentuh tangan.
pencabutan yang benar ialah dengan memegang batang poko, tangan dalam
posisi tepat di bawah ranting dan cabang yang berbuah. Pencabutan harus dilakukan dengan hati-hati sebab kedelai yang sudah tua mudah sekali rontok bila tersentuh tangan.
b) Pemungutan dengan cara
memotong
Alat yang biasanya digunakan
untuk memotong adalah sabit yang cukup tajam, sehingga tidak terlalu banyak
menimbulkan goncangan. Di samping itu dengan alat pemotong yang tajam,
pekerjaan bisa dilakukan dengan cepat dan jumlah buah yang rontok akibat
goncangan bisa ditekan. Pemungutan dengan cara memotong bisa meningkatkan
kesuburan tanah, karena akar dengan bintilbintilnya yang menyimpan banyak
senyawa nitrat tidak ikut tercabut, tapi tertinggal di dalam tanah. Pada tanah
yang keras, pemungutan dengan cara mencabut sukar dilakukan, maka dengan
memotong akan lebih cepat
2.5.3
Periode panen
Mengingat kemasakan buah tidak
serempak, dan untuk menjaga agar buah yang belum masak benar tidak ikut
dipetik, pemetikan sebaiknya dilakukan secara bertahap, beberapa kali.
Hasil panen sementara belum
diketahui, dikarenakan waktu panen belum mencukupin, namun hasil panen di
konfersikan dari satu hektar menjadi 6 meter persegi, dapat di hasilkan yaitu
masing hasil panen komoditas kacang kedelai di indonsia rata rata 2 ton/hektar.
Hasil yang di dapt ialah 1,2 kg/ 6 M/segi.
2.6 Pasca
panen
2.6.1
Pengumpulan dan Pengeringan
Setelah pemungutan selesai,
seluruh hasil panen hendaknya segera dijemur. Kedelai dikumpulkan kemudian
dijemur di atas tikar, anyaman bambu, atau di lantai semen selama 3 hari.
Sesudah kering sempurna dan merata, polong kedelai akan mudah pecah sehingga bijinya
mudah dikeluarkan. Agar kedelai kering sempurna, pada saat penjemuran hendaknya
dilakukan pembalikan berulang kali. Pembalikan juga menguntungkan karena dengan
pembalikan banyak polong pecah dan banyak biji lepas dari polongnya. Sedangkan
biji-biji masih terbungkus polong dengan mudah bisa dikeluarkan dari polong,
asalkan polong sudah cukup kering.
Biji kedelai yang akan digunakan sebagai benih, dijemur secara terpisah. Biji tersebut sebenarnya telah dipilih dari tanaman-tanaman yang sehat dan dipanen tersendiri, kemudian dijemur sampai betul-betul kering dengan kadar air 10-15 %.
Penjemuran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dari pukul 10.00 hingga 12.00 siang.
Biji kedelai yang akan digunakan sebagai benih, dijemur secara terpisah. Biji tersebut sebenarnya telah dipilih dari tanaman-tanaman yang sehat dan dipanen tersendiri, kemudian dijemur sampai betul-betul kering dengan kadar air 10-15 %.
Penjemuran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dari pukul 10.00 hingga 12.00 siang.
2.6.2 Penyortiran dan
Penggolongan
Terdapat beberapa cara untuk
memisahkan biji dari kulit polongan. Diantaranya dengan cara memukul-mukul
tumpukan brangkasan kedelai secara langsung dengan kayu atau brangkasan kedelai
sebelum dipukul-pukul dimasukkan ke dalam karung, atau dirontokkan dengan alat
pemotong padi. Setelah biji
terpisah, brangkasan disingkirkan. Biji yang terpisah kemudian ditampi agar
terpisah dari kotoran-kotoran lainnya. Biji yang luka dan keriput dipisahkan.
Biji yang bersih ini selanjutnya dijemur kembali sampai kadar airnya 9-11 %.
Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan dipasarkan atau
disimpan.
Sebagai perkiraan dari batang dan daun basah hasil panen akan diperoleh biji kedelai sekitar 18,2 %.
Sebagai perkiraan dari batang dan daun basah hasil panen akan diperoleh biji kedelai sekitar 18,2 %.
2.6.3 Penyimpanan dan
pengemasan
Sebagai tanaman pangan, kedelai
dapat disimpan dalam jangka waktu cukup lama. Caranya kedelai disimpan di
tempat kering dalam karung. Karung-karung kedelai ini ditumpuk pada tempat yang
diberi alas kayu agar tidak langsung menyentuh tanah atau lantai. Apabila
kedelai disimpan dalam waktu lama, maka setiap 2-3 bulan sekali harus dijemur
lagi sampai kadar airnya sekitar 9-11 %.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
·
Saat
ini tanaman kedelai merupakan salah satu bahan pangan yang penting setelah
beras disamping sebagai bahan pakan dan industri olahan. Karena hampir 90%
digunakan sebagai bahan pangan maka ketersediaan kedelai menjadi faktor yang
cukup penting (Anonimous, 2004c). Selain itu, kedelai juga merupakan tanaman
palawija yang kaya akan protein yang memiliki arti penting sebagai sumber
protein nabati untuk peningkatan gizi dan mengatasi penyakit kurang gizi
seperti busung lapar Perkembangan manfaat kedelai di samping sebagai sumber
protein, makanan berbahan kedelai dapat dipakai juga sebagai penurun
cholesterol darah yang dapat mencegah penyakit jantung. Selain itu, kedelai dapat
berfungsi sebagai antioksidan dan dapat mencegah penyakit kanker. Oleh karena
itu, ke depan proyeksi kebutuhan kedelai akan meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat tentang makanan
sehat.
·
Hasil
panen sementara belum diketahui, dikarenakan waktu panen belum mencukupin,
namun hasil panen di konfersikan dari satu hektar menjadi 6 meter persegi,
dapat di hasilkan yaitu masing hasil panen komoditas kacang kedelai di indonsia
rata rata 2 ton/hektar. Hasil yang di dapt ialah 1,2 kg/ 6 M/segi
Daftar
Pustaka
bagus
BalasHapusJarak Tanam Ga Ada Gan..??
BalasHapus